Ileus

Ileus didefinisikan sebagai obstruksi mekanik, dinamik, atau adinamik usus. Singkatnya, istilah ileus biasanya menunjukkan bentuk terakhir obstruksi.

2.1  Etiologi
1.      Kongenital
Gangguan pasase usus yang kongenital dapat berbentuk stenosis atau atresia. Setiap cacat bawaan berupa stenosis atau atresia dari sebagian saluran cerna akan menyebabkan obstruksi setelah bayi mulai menyusui. Bayi tersebut harus segera dirujuk ke rumah sakit pusat untuk memperoleh diagnosis yang tepat dan pertimbangan mengenai terapi. Stenosis dapat juga terjadi karena penekanan, misalnya oleh pankreas anulare atau oleh atresia jenis membran dengan lubang ditengahnya.(6)
Pankreas anulare menyebabkan obstruksi usus halus di duodenum bagian kedua. Gejala dan tanda seperti itu juga ditemukan pada atresia atau malrotasi usus. (6)
Pada malrotasi usus, pada tahap perkembangan usus dapat terjadi gangguan rotasi dan fiksasi usus pada peritoneum dinding belakang. Malrotasi dapat menimbulkan gangguan pasase dan vaskularisasi.(6)
Gambaran klinis umumnya berupa gangguan pasase usus halus. Bila timbul tanda obstruksi, muntah hijau, dan perut kembung segera setelah lahir, dan dapat dipikirkan gangguan pasase usus halus. Gambaran klinis obstruksi yang hilang timbul mungkin dimulai pada masa bayi dan berlangsung sampai umur dewasa.(6)
2.      Hernia
Kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum memungkinkan terbentuknya tonjolan peritoneum mirip kantong yang dilapisi oleh serosa, yang disebut kantong hernia. Titik lemah disebelah anterior yang lazim adalah di kanalis inguinalis dan femoralis, umbilicus, dan di jaringan parut bedah. Meskipun jarang, dapat terjadi hernia peritoneum, terutama di sekitar ligamentum Triezt. Hernia merupakan hal yang mengkhawatirkan karena sebagian visera sering masuk dan terperangkap di dalamnya (herniasi eksternal). Hal ini terjadi terutama pada hernia inguinalis, yang lubangnya kecil, tetapi berkantong besar. Yang paling sering masuk ke dalam hernia adalah usus halus, tetapi sebagian omentum atau usus besar juga dapat terperangkap.(6)
3.      Invaginasi / intususepsi
Intususepsi menandakan masuknya suatu segmen proksimal usus ke dalam segmen distal disebelahnya. Pada anak, intususepsi kadang-kadang terjadi tanpa dasar anatomik yang jelas, mungkin berlebihan dengan aktivitas peristaltik yang berlebihan. Pada orang dewasa, intususepsi sering menandakan adanya massa intralumen yang terperangkap oleh gelombang peristaltik dan menarik titik perlekatan bersamanya ke dalam segmen lebih distal. Yang terjadi tidak saja obstruksi usus, tetapi juga gangguan aliran darah sehingga dapat terjadi infark di segmen yang terperangkap tersebut. (1.6.9)

4.      Volvulus
Volvulus adalah terpuntirnya suatu lengkung usus atau struktur lain (misal ovarium) mengelilingi tempat melekatnya sehingga aliran keluar vena dan kadang-kadang juga aliran arteri terhambat. Volvulus paling sering mengenai usus halus dan jarang sigmoid. Dapat terjadi obstruksi atau infark usus.(1.6.9)
5.      Hipertrofi pilorus
Hipertrofi pilorus merupakan kelainan yang terjadi pada otot pilorus yang mengalami hipertrofi pada lapisan sirkulernya, terbatas pada lingkaran pilorus dan jarang berlanjut ke otot gaster.(6)
Gejala konstipasi dapat pula terjadi akibat sedikitnya jumlah cairan yang dapat melewati pilorus menuju usus halus, hal ini juga berakibat terjadinya penimbunan cairan yang makin lama makin bayak di dalam lambung, menimbulkan muntah secara periodik dan bertingkat, baik frekuensi maupun kekuatannya. Bahkan muntahan merupakan bahan minuman yang murni tanpa mengandung zat empedu.(6)
6.      Adhesi
Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi umumnya berasal dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum, atau pascaoperasi. Adhesi dapat berupa perlengketan mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, mungkin setempat maupun luas. Sering juga ditemukan bentuk pita. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase usus pulih kembali. (6)
Adhesi kambuh mungkin akan menjadi masalah besar. Setelah berulang tiga kali, resiko kambuh menjadi 50%. Pada kasus seperti ini, diadakan pendekatan konservatif karena walaupun pembedahan akan memberikan perbaikan pasase, kemungkinan besar obstruksi akan kambuh lagi dalam waktu singkat.(6)

7.      Askariasis

Kebanyakan cacing askariasi hidup di usus halus bagian jejunum. Biasanya ada puluhan hingga lebih seratus, tetapi mungkin terdapat ratusan ekor. Yang jantan berukuran antara 15-30 cm sedangkan yang betina antara 25-35 cm. obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal, tempat lumen paling sempit. Cacing menyebabkan kontraksi lokal di dinding usus yang disertai reaksi radang setempat yang tampak di permukaan peritoneum.(6)
2.1  Klasifikasi
1.      Ileus paralitik
Ileus paralitik atau adinamik ileus adalah keadaan dimana usus gagal / tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya.
1.      Ileus obstruksi (mekanik)
Ileus obstruktif secara umum didefinisikan sebagai kegagalan isi intestinal untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke anus.
1.      Ileus Obstruksi Strangulata
Obstruksi strangulata adalah suatu obstruksi mekanik dengan sirkulasi terancam pada usus yang terlibat

  Manifestasi Klinik
1.      Serangan kolik perut disertai mual dan muntah
2.      Obstipasi, tidak ada flatus
3.      Oligouri dan gangguan elektrolit
4.      Perut kembung, meteorismus
5.      Timpani pada perkusi
6.      Dehidrasi(1.6.11)
  Penatalaksanaan
1.      Resusitasi cairan dan antibiotik
a.       Pasien-pasien memerlukan penggantian secara agresif dengan larutan salin isotonik seperti Ringer laktat atau Nacl dengan suplemen K+.
b.      Keluaran urin, elektrolit, hematokrit dan jumlah leukosit harus dimonitor.
c.       Beberapa ahli bedah memberikan antibiotik spektrum luas sebagai profilaksis.(14)
2.      Dekompresi dengan selang
a.       Selang nasogastrik
Perut yang kembung perlu dikempiskan dengan memasukan selang (sonde) Miller-Abbott, sehingga gas serta cairan dari lambung dan usus dapat dikeluarkan. Agar sonde tidak tersumbat perlu sering dispul dengan larutan garam fisiologis. Sonde Miller-Abbott mempunyai dua saluran pangkal, yang satu bertanda ‘suction’ untuk memasukan cairan irigasi, sedangkan saluran lain untuk mengeluarkan isi lambung. Keduanya harus diperhatikan betul agar tidak salah memasukan cairan ke saluran pengeluaran, karena bila salah memasukkan cairan maka lambung bisa pecah.(14.15.18)
b.      Penggunaan selang usus yang panjang (seperti selang Cantor dan Baker) tidak diindikasikan.
3.      Penanganan operatif jika
a.       Penyebab dasar memerlukan pembedahan (misalnya hernia, karsinoma kolon).
b.      Pasien tidak menunjukan perbaikan dengan terapi konservatif (misalnya obstruksi akibat adhesi).
c. Terdapat tanda-tanda strangulasi atau peritonitis

DAFTAR PUSTAKA

1.      Price, S. A. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume I. Jakarta: EGC. 2005
2.      Thompson, J. S. (1996). Intestinal Obstruction, Ileus, and Pseudoobstruction. In R. H. Bell, L. F. Rikkers, & M. W. Mulholland (Eds.), Digestive Tract Surgery (Vol. 2, p. 1119). Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher.
3.      Manaf, N. M., & Kartadinata. Obstruksi Ileus. Cermin Dunia Kedokteran. No. 20.1996.
4.      Markam, Soemarmo. Kamus Kedokteran Ed 5. Jakarta :FKUI. 2008
5.  Greenberg.M.I.Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan Greenberg Jilid I. Jakarta:Erlangga
6. Sjamsuhidayat.R & Wim de jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi revisi. Jakarta :EGC. 1997
7.